Senin, 26 Oktober 2015

WAYANG KAMPUNG SEBELAH







                                   MAWAS DIRI MENAKAR BERANI

     Disusun oleh: Ki Jlitheng Suparman
                           
                             Enggar Ikhtianti Pratiwi
                             I C
                           15410139

Disuatu desa yang bernama desa Bangunjiwo ada pemilihan kepala desa, ada tiga kandidat yang mencalonkan diri sebagai bakal calon kepala desa Bangunjiwo. Mbah sidik selaku panitia memimpin perhitungan suara pemilihan kepala desa, saat akan menghitung suara mendadak papan tulis untuk mencatat perhitungan suara hilang, Parjo selaku kepala keamanan ditanya masalah papan tulis itu dan dia tidak tau, dan kemudian Sodrun juga salah satu petugas keamanan juga ditanya oleh Mbah Sidik ternyata Sodrun yang salah presepsi karena merasa dituding sebagai biang hilangnya papan tulis, ternyata papan tulis itu disimpan oleh salah satu kepala rumah tangga kelurahan.
Parjo memberikan hasil perhitungan suara yang sudah dilakukan ketika mbah Sidik sibuk dengan urusan papan tulis, kemudian mbah Sidik membacakan hasil perhitungan dan memenangkan pak Somad mbah Sidik juga diam-diam meminta bonus atas keberhasilan pak Somad sebagai kepala desa,mbah Sidik juga siap dengan resiko jika ada salah satu warga yang tau akan di labrak oleh mbah Sidik.

Pada suatu hari kampret dan karyo tengah berbincang-bincang membahas tentang sukses pilkades dengan pemenang pak Somad,gegap gempita pilkades tidak akan merubah apa-apa di desa Bangunjiwo.Ketika tengah asyik berbincang-bincang,keduanya mendapati bahwa rumah pak Somad tengah mengadakan pesta tasyakuran atas keberhasilannya menjadi kepala desa Bangunjiwo.Banyak penyanyi lokal dan luar negeri yang turut serta memeriahkan acara tersebut. Untuk jeda dari kepenatan beban pikir, Kampret mengajak Karyo menyaksikan panggung hiburan dalam rangka tasyakuran kemenangan Somad sebagai lurah baru Desa Bangunjiwo.
Pada saat acara tengah berlangsung kemudian Jhony menghentikan acara tasyakuran dirumah pak Somad itu,Jhony mengatakan bahwa pak Somad harus segera dilengserkan karena pak Somad telah berbuat curang yaitu dengan menggunakan cara politik uang dan tidak jujur,kemudian Jhony meminta agar pak Somad dilengserkan dan dilakukan pemilihan ulang, Kampret yang mabuk merasa terusik kesenangannya atas ulah Jhony. Ia segera naik ke atas panggung meminta Jhony berhenti ngoceh, agar kemudian hiburan dangdut dilanjutkan. Jhony, para warga yang geram akhirnya melakukan demo dan tawuran besar besaran menuntut dilengserkannya pak Somad sebagai kepala desa. Karyo bingung. Ia mendesak pak Somad sebagai lurah yang baru harus bisa mengendalikan situasi. Pak Somad pun berkilah, karena ia pejabat baru maka belum menguasai medan. Ia perlu mempelajari situasi dan kondisi terlebuh dahulu, berkoordinasi, baru bisa menentukan tindakan yang harus diambil.
“Waaaa… rakyate selak modar, Pak!” teriak Karyo. Calon pemimpin sebelum berkuasa itu seharusnya sudah lebih dulu menguasai masalah, bukan berkuasa dulu baru mempelajari masalah. Kalau sikap dan pola pikir calon-calon pemimpin di negeri ini seperti itu, mustahil ada pemimpin yang benar-benar menguasai masalah dan mampu menyelesaikannya, kaderisasi pemimpin di negara ini memang benar-benar bermasalah.
Namun yang ada pak Somad, Mbah Modin, pak gendut polisi dan Parjo hanya berkilah ini itu tentang kejadian tersebut dan tidak melalukan tindakan apapun kecuali hanya memandang dari kejauhan. Karyo sudah benar-benar tak habis pikir, di kerusuhan itu, rakyat saling berbenturan. Setiap saat nyawa mereka bisa melayang tanpa mau menunggu keputusan rapat-perdebatan prosedur hukum. mungkin bangsa ini sedang nyenyak bermimpi. Bermimpi berdemokrasi, bermimpi bernegara, bermimpi menjadi bangsa besar semua itu baru sebatas mimpi, faktanya kita belum bisa berdemokrasi, kita belum bisa bernegara kita belum bisa berdaulat, kebanyakan warga bangsa dan rakyat kita masih mudah tunduk dipermainkan kepentingan asing maupun elitis negeri yang sesat.

Saatnya bangsa ini sadar, kesadaran akan muncul ketika kita mau mawas diri, jujur melihat kekurangan dan kelebihan yang ada pada diri kita, mawas diri sangat diperlukan agar muncul tekad dan keberanian melakukan perubahan, berubah dari bangsa miskin menjadi bangsa sejahtera. Berubah dari bangsa hina menjadi bangsa bermartabat. Sebuah perubahan besar dan mendasar, jadi untuk itu bangsa ini harus berani mengambil resiko, juga harus melahirkan pemimpin yang berani ambil resiko.



         

INOVASI OLAHAN JAMUR BERGEDEL JAMUR DAN NUGGET JAMUR

RESEP   BERJEMUR (bergedel jamur)   Bahan : ·          1 kg jamur segar ·          4 siung bawang putih ·          5 siung...