Enggar Ikhtianti
Pratiwi
PBSI 4C
15410139
Penulisan Naskah
Drama
Monolog ”Gagal
Aku”
UNIVERSITAS PGRI
SEMARANG
FAKULTAS
PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
PENDIDIDKAN
BAHASA SASTRA INDONESIA
Kupersembahkan
untuk :
1. Kedua orang tuaku.
2. Temanku Deni.
3. Bapak Kusprihadi Basuki S.Pd. sebagai guru Bahasa
Indonesia SMA N 1 Bandar.
4. Bapak Drs.Murywantobroto M.Hum. sebagai dosen mata
kuliah Penulisan Naskah Drama
5. dan untuk teman temanku 4c PBSI UPGRIS 2015.
Gagal
Aku
Pagi buta sebelum fajar
menyingsing, di sebuah rumah kecil di sudut desa ada sebuah keluarga yang mana
anak sulung nya akan mendaftar kuliah di sebuah perguruan tinggi negeri di
sebuah kota yang cukup besar di jawa tengah , persiapan sudah dilaksanakan
semalam, ketika pagi hanya beberes yang sekiranya kurang saja. Sekarang waktu
sudah menunjukan pukul lima pagi, berbagai barang perlengkapan yang dibawa,
lalu suara deru sepeda motor yang sedang di panasi terdengar.
Aku harus bisa, kali
ini aku tak boleh gagal seperti kemarin,
aku sudah tujuh kali, masa kali ini aku harus gagal lagi, ini ambisiku.
Mulai
dijalankan sepeda motornya perlahan menuju jalan raya yang masih sepi dan
sedikit gelap, kanan kiri hutan, dingin menusuk tulang, hanya suara jangkrik
dan burung burung yang hendak pergi dari sarangnya maklum kaki gunung, dua jam
sudah dilalui tetap melewati hutan, lalu singgah di sebuah rumah cukup mewah
dari keluarga yang berada bisa di sebut juragan kentang.
Deni, deni
asalamualaikum deni,
suara
langkahan kaki menuju pintu untuk membukankan aku pintu yang kuketuk
sedang apa kau apakau
belum bersiap ayolah cepat lambat sangat!, bisa bisa hujan turun karena
kelambatan mu yang seperti siput, ayolah segera, memang aku jika masalah waktu
aku memang harus tepat waktu apalagi ini acaraku, tak ayal jika aku lebih suka
bepergian sendiri ketimbang bersama seseorang,
bisa bisa waktuku terbuang sia sia hanya untuk menunggu hal yangkurang
penting, padahal aku sudah berkata dalam
dua jam aku sampai jangan molor! Ah sudahlah mau bagaimana lagi dia itu adalah peta ku.
Sesaat seseorang yang di maksud
sudah siap dengan berbagai barang bawaannya pula, kembali merapikan barang
bawaan dan bersiap akan melanjutkan perjalanan, Kanan kiri perjalanan sekarang
bukan hutan belantara lagi namun tanaman sayur mayur, jalan yang dilewati bukan
merupakan kaki gunung melainkan jalan gunung,
Aaahhhhh dingin sekali
seperti di kutub utara,pertama kali aku merasakan kedinginan seperti ini, jaket
tebal sarung tangan dan yang lainnya namun dingin sungguh menusuk apa apaan
ini, aku terbiasa merasakan dingin namun ini sangat dingin, aku tak kuat, aku kedinginan,
Ia mencoba berhenti di sebuah warung dan ia
membeli teh panas supaya aku sedikit tidak terlalu kedinginan, mungkun ia
kasihan karena tidak biasa dengan udara dingin menusuk ketulang, setidakny ia
sudah memberi sediki kehangatan,
ini teh baru saja aku pegang masih panas kok ini sudah dingin saja, cepat
sekali dinginnya, apakah ini memang cuaca extrem atau memang kebiasan sehari hari
Dua jam berlalalu kembali,
sampailah di kota tujuan, bingung yang dirasakan setelah sampai kota itu, tak
tau apa apa tak kenal siapa siapa
Akan tidur dimana mala
mini, tak tau arah tak tau tujuan, tujuan ku hanya satu ikut tes di keesokan
hari nya, aku tak memikirkan bagaimana dan dimana aku akan bermalam nanti,
Gigit jari, sesaat setelah berpikir
ia bertanya, entah apa yang di tanyakan,
Permisi, disini ada
penginapan murah untuk aku dan temanku, jika ada dimana, aku hanya memikirkan
test hingga aku tidak berpikir akan bermalam dimana, maafkan aku aku lupa,
Setelah itu ia mendapat
alamat penginapan dan ia bergegas menuju penginapan itu, setelah mendapat dua
buah kamar ia bergegas mandi dan rehat
Bodoh nya aku tidak
memikirkan itu, ah untung ada orang baik yang memberi tau tempat ini,
Setelah mendapat kamar langsung
merebahkan badan di kasur,
Rasanya seperti
bertahun tahun tidak bertemu kasur enak sekali rasanya,
Bunyi sesuatu terdengar, kruwuk
kruwuk kruwuk
Ahhhh
Perutku bunyi , ternyata perutk aduh, makan apa ya,
tapi dimana ya, aku kan taktahu jalan,
Ia berjalan menuju kamar sebelah,
mengetok pintu sebelah, tok tok tok
Aku lapar ehh, makan
ayok, nanti aku kalau tidak makan nanti aku kurus, huh, ayolah bersiap cari
makan, tapi aku tak tahu jalan, gimana kita cari makan, ah santailah, ayo
jalan!
Nggreng nggreng nggreng, suara
motor melaju menurut google maps,
Ahh ayolah akuu lapar
lapar lapar lapar,
Hingga sejam lama nya, berputar di
jalan kota itu, akhirnya menemukan sebah rumah makan
Akhirnya aku kenyang hahahaha, alhamduliah selamat
Setelah
makan pulang kepenginapan, dengan merasa bahagia karena kenyang
Habis ini aku mau tidur ah aku capek, besok pagi kan tes pagi nanti aku
kesiangan tau rasa
Mereka
berpisah untuk memasuki kamar masing masing,
Kenapa aku malah tidak bisa tidur begini, ya Tuhan apa yang aku pikirkan, o
iya bagaimana soal tes besok ya apakah aku bis mengerjakan, tapi optimis aku
pasti bisa harus bisa tidak boleh tidak.
Setelah
fajar menyingsing akhirnya waktu tes
sudah di depan mata, ia menuju tempat tes, memasuki ruang masing masing dan
mendapat soal, dengan gampangnya ia mengerjakan dengan cepat entah itu benar
atau tidak namun pastinya jawaban itu sesuai hati nurani,
Optimis aku bisa, kurasa soal tadi tidak begitu susah, namun tak tahu
apakah aku benar atau tidak, ya yang penting aku berusaha dan optimis, oke kali
in harus berhasil.
Tes
sudah berakhir waktunya kembali pulang ke rumah orang tua, ia melanjutkan
perjalanan pulang, hingga senja datang ia sampai di rumah, beberapa hari
kemudian waktu pengumuman, berdebar debar hatinya, tak sabar menunggu apa hasil
nya, ragu, takut yah itulah perasaannya.
Hari ini pengumuman, aku lolos tidak ya, lolos lolos lolos, tapi kalau
tidak ahh bagaimana ini,
Hingga
waktu tiba ia membuka pengumuman itu dengan hati hati dengan penuh rasa dan di
lihatnya satu persatu nama, ia sudah melihat nama temannya namun ia tak kunjung
mendapatkan namanya, gelisah berdebar, ia tak kunjung menemukan namanya, dengan
tak sadar air matanya menentes karena tak menemui namanya di pengumuman itu,
Aku gagal lagi ya Tuhan, kenapa seperti ini lagi Tuhan, kenapa kau tidak
adil padaku, kenapa hanya temanku Tuhan, aku gagal untuk kesekian kali nya,
akan berapa kali lagi aku mencoba nya, ini sudah kedelaan kali nya aku gagal
masuk perguruan tinggi negeri yang aku ingin kan, ya Tuan salah apa aku hingg
aku seperti ini,
Ia
menelpon temannya dan ia menangis dengan telepon,
Huhuuuhuuuhuhuhuhuh aku gagal, aku tidak lolos lagi, huhuhuhuhuhu.
Bagaimana ini,selamat ya untuk kamu, aku harus bagaimana lagi aku tak tau harus
mendaftar kemana lagi, delapan kali, delapan kali aku gagal den, bayangkan
delapan kali itu tidak sedikait tidak satu atau dua kali saja.
Temanku
memahaminya temanku tau perasaanku sekarang ini ia berusaha menghiburku,
Dengan
rasa sedih ia mengucapkan selamat kepada temannya, ada rasa iri hati dengan
nnya, namun mau bagaimana lagi ini sudah kehendak dari yang kuasa, dengan
perasaan kecewa akan gagal ia
mencoba bangkit dan menghilangkan kekecewaan,
temannya juga memberi semangat supaya ia tidak putus asa.beberapa minggu ia
merasakan keterpurukannya namun mau bagaimana lagi,
Aku tidak bisa seperti ini terus, aku seharusnya bahagiia elihat emanku di
terima, mengapa aku merasa tidak suka seperti ini, okelah mungkin ini bukan
rejeki ku, mungkin ini memang sudah jalan nya, aku harus rela. Temannku teman
seperjuanganku, kamu baik baik disana, semangat kuliah di situ, jangan pernah
kamu menyia nyiakan kesempatan keberuntunganmu ya teman, sukses ya teman,
setidaknya kau bisa mewakili aku aku sudah bahagia kau bisa di terima, titip
salam untuk kampus itu,sedih namun untuk kau teman aku bahagia, aku akan menunggu kabar bahagia drimu tentang kampus itu
dan dari kampus itu ya kawan. Sukses kawan. Aku tidak akan pernah lupa dengan
kota itu dan pengalaman yang pernah ada.aku mendoakanmu agar kau sukses selalu
teman.
Enggar Ikhtianti Pratiwi mahasiswi semester 4
Universitas PGRI Semarang, berasal dari kota Batang, umur 20 tahun, suka
bernyanyi, berenang, dan traveling
nb: bercetak miring merupakan kramagung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar